Thursday, March 15, 2012

Dua “aliran” pokok pendidikan di Indonesia

Yang dimaksud Dua aliran pokok di Indonesia adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. Secara historis, pendidikan yang melembaga telah dikenal sebelum Belanda menjajah Indonesia. 1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, ( Lahir 2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat ) pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan taman Indira ( Taman kanak-kanak ) dan Kursus Guru, selanjutnya Taman muda ( SD ), disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru ( Mulo-Kweekschool ). Sekarang ini telah dikembangkan sehingga meliputi pula taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana sarjana Wiyata. Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan. a. Asas dan Tujuan Taman Siswa Perguruan Kebangsaan taman Siswa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah colonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut dikenal dengan “asas 1922” , sebagai berikut : 1) Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri ( Zelf Besschikkingsrecht ) dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. 2) Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. 3) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. 4) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. 5) Hidup dengan kekuatan sendiri 6) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan ( Zelfbegrotings-system ). 7) Berhamba pada anak didik Dalam perkembangan selanjutnya Taman siswa melengkapi “ Asas 1922” tersebut dengan “ Dasar-dasar 1947 “ yang disebut pula “ Panca Dharma “ yaitu : 1. Asas Kemerdekaan 2. Asas Kodrat Alam 3. Asas Kebudayaan 4. Asas Kebangsaan 5. Asas Kemanusiaan Tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa adalah :  Sebagai Badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.  Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan Taman siswa Di lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuannya Taman Siswa berusaha dengan jalan sebagai berkut : a. Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. b. Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa. c. Menumbuhkan lingkungan hidup keluraga Taman Siswa, sehingga dapat tampak wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan. d. Meluaskan kehidupan ke Taman Siswa-an di luar lingkungan masyarakat perguruan. e. Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-dasar dan hidup Taman Siswa f. Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakat dalam bentuk-bentuk badan social, Usaha-usaha pembentukan kesatuan hidup kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru Indonesia, usaha pendidikan kader pembangunan. g. Mengusahakan terbentuknya pusat – pusat kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat. c. Hasil-hasil yang dicapai Berbagai hal seperti pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga – lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan. Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan. 2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Ruang pendidik INS ( Indonesia Nederlandsche School ) didirikan oleh Mohammad Sjafei ( lahir di Matan, Kalbar tahun 1895 ) pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam ( Sumatera barat ). a. Asas dan tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mempunyai asas-asas sebagai berikut : 1) Berpikir logis dan rasional 2) Keaktifan atau kegiatan 3) Pendidikan masyarakat 4) Memperhatikan pembawaan anak 5) Menentang intelektualisme Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia. Tujuan Ruang Pendidik INS kayu Tanam adalah : 1. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan 2. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3. Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat 4. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab 5. Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan b. Usaha – usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam - Memantapkan dan menyebarluaskan gagasan – gagasannya tentang pendidikan nasional - Menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan dan program khusus untuk menjadi guru - Penerbitan Majalah anak –anak (Sendi), buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta huruf dan angka, mencetak buku – buku pelajaran. c. Hasil yang dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Mengupayakan gagasan – gagasan tentang pendidikan nasional (terutama pendidikan keterampilan / kerajinan), beberapa ruang pendidikan ( jenjang persekolahan ), dan sejumlah alumni.

ASAS PENDIDIKAN JASMANI & BERBAGAI GERAK

Hakikat Pendidikan Jasmani A. Konsep pendidikan Jasmani di SD Untuk memberikan gambaran dan pengertian tentang penjas diberikan beberapa pengertian dari beberapa ahli: 1. Beley dan Field Penjas sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktivitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh. 2. J.B Narsh Penjas sebagai sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan dengan menekankan pada aktivitas fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan pengendalian emosi. 3. Cholik dan Lutan Penjas adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara anak didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan sosial. Penjas pada anak usia SD ibarat tanah liat dan mereka siap dibentuk, karena proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Sumbangan unik pendidikan jasmani yaitu memperkaya rangsangan kepada anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar dan meningkatkan bakat, minat, maupun kemampuan belajarnya. Pendidikan jasmani merupakan landasan yang menentukan irama dan pertumbuhan berikutnya. Apabila penjas di SD dapat dilaksanakan dengan baik, yaitu dengan diarahkan, dibimbing, dan dikembangkan secara wajar maka akan dapat menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan anak dan juga akan bermanfaat dalam pendidikan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penjas tidak hanya meliputi aspek perkembangan jasmani, tetapi juga aspek lainnya seperti moral, mental, dan sosial. B. Nilai-nilai Sosial Pendidikan jasmani Penjas dapat meumbuhkan kepuasan intelektual dan apresiasi keindahan. Penjas juga bertujuan untuk aspek fisik, mental, emosi, dan sosial pada setiap individu ke arah yang positif. Pengetahuan, keterampilan fisik, dan sikap yang diperoleh melalui pelajaran penjas merupakandasar yang dapat dialihkan ke dalam kegiatan olahraga. Bermain dan bergerak merupakan fenomena universal manusia. Bermain dan bergerak merupakan pemicu awal yang dapat menggerakkan keseluruhan aspek pertumbuhan dan perkembangan. Melalui penjas, dorongan keinginan untuk bergerak misalnya melalui bermain dikemas sedemikian rupa sehingga nilai-nilai sosial dapat terinternalisasi dalam kepribadian anak. Melalui pemberian pengalaman konkret dalam kegiatan bergerak, berbagai nilai-nilai sosial dapat diadopsi dan terinternalisasikan dalam kehidupan anak. Hal-hal yang dapat memberikan pengalaman konkret tentang berbagai makna nilai-nilai sosial, seperti nilai saling menghargai, kerjasama, berkompetisi, tidak kenal lelah, pantang menyerah, dan bersahabat, merupakan nilai-nilai sosial yang dapat diinternalisasikan melalui program penjas. Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan dalam mewujudkan pengetahuan kesehatan dengan menolong siswa mengetahui batas kesanggupan dan keterbatasan dirinya dengan cara memberikan pengetahuan bagaimana ia dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan dirinya, dan dengan memberikan pengetahuan tentang beberapa kegiatan olahraga yang dapat digunakan untuk memelihara tingkat dan kebugaran jasmaninya. Selain itu, melalui pendidikan jasmani juga dapat : 1. Penjas dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan prinsip-prinsip perkembangan hidup. 2. Penjas dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan kepribadian ke arah yang diinginkan, melalui situasi emosi yang terjadi dan tekanan penggemar. 3. Program penjas dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan sikap kooperatif (kerja sama). 4. Penjas dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan budi luhur yang dapat manifestasinya dengan memperlakukan lawan secara adil dalam kehidupan bermasyarakat. 5. Penjas dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan apresiasi dan pemeliharaan kehidupan keluarga. 6. Penjas dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan sikap untuk melaksanakan demokrasi di rumah. 7. Penjas dapat membantu mencapai tujuan sebagai warga dunia melalui pelajaran tentang cita-cita Olympic Games, dimana persaudaraan antar bangsa diutamakan, tanpa membedakan suku, warna kulit, dan paham politik. 8. Penjas dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan watak untuk patuh terhadap pelaksanaan UU. 9. Penjas dapat dijadikan sebagai laboraturium untuk pengembangan kualitas demokrasi yang diinginkan bila siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan tentang tindakan yang dilakukan oleh tim. C. Filsafat Pendidikan jasmani Filsafat merupakan pegangan hidup untuk mencari fakta-fakta yang nyata dan nilai-nilai kehidupan dengan alam dunia, dan mengevaluai serta menginterpretasi fakta dan nilai tersebut dengan pemikiran yang jujur. Filsafat penjas memiliki komponen-komponen utama : 1. Metafisika Mengkaji kenyataan dari sesuatu yang berkaitan dengan manusia dan alam dunia. Ia berupaya menjawab pertanyaan tentang prinsip-prinsip kehidupan, seperti : pengalaman pendidikan jasmani apakah yang harus diberikan kepada anak-anak agar mampu menghadapi dunia nyata? 2. Epistemologi Berkaitan dengan metode untuk mendapatkan pengetahuan dan macam pengetahuan yang dapat diperoleh. Dalam pendidikan jasmani, epistemologi akan mencari kebenaran tentang peran aktivitas fisik dan pengaruhnya terhadap perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 3. Aksiologi Berupaya menentukan apa kegunaan atau kebenaran yang dicari. Ia mempertanyakan bagaimana menentukan apakah sesuatu memiliki nilai dan kriteria. Aksiologi yang mengkaji tujuan dan nilai dari masyarakat sangat penting dalam penjas, karena tujuan dan nilai yang terjadi di masyarakat akan menjadi basis kurikulum yang digunakan di sekolah. 4. Etika Membantu untuk mendefinisikan karakter moral dan menyediakan kode etik tingkah laku bagi seseorang. 5. Logika Berupaya menyediakan metode hidup dan berpikir secara sehat dan inteligen bagi manusia. 6. Estetika Adalah pengkajian dan penentuan kriteria tentang keindahan alam dan seni. Filsafat pendidikan jasmani memiliki dua fungsi yaitu : a. Fungsi Sintesis, yaitu untuk menyusun hipotesis yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengenali hakikat individu dan pengalamannya. b. Fungsi Analitis filsfat, yaitu dapat menentukan konsep-konsep kunci dalam bidang pendidikan jasmani dan sekaligus mempelajari metode penelitiannya. Ada 5 aliran filsafat yang telah berkembang dan mempengaruhi Pendidikan jasmani (Cholik, dan Lutan, 1997) : idealisme, realisme, pragmatisme, naturalisme, dan eksistensialisme. Filsafat modern penjas memberikan arahan program yang menekankan pada butir-butir : • Individu sebagai manusia unik yang memiliki karakteristik dan kebutuhan yang bervariasi. • Nilai kemanusiaan termasuk kecintaan dan ketulusan. • Pengajaran berpusat pada anak. • Aktivitas yang bervariasi. • Suasana kelas yang tidak kaku. • Minat kebutuhan anak dan masyarakat. • Guru sebagai motivator dan fasilitator. • Pengembangan kepribadian seutuhnya. • Modifikasi pembelajaran. • Siswa aktif belajar. • Evaluasi diri dalam rangka penumbuhan disiplin diri dan tanggung jawab pribadi. • Kurikulum harus dan menghindari spesialisasi terlalu dini. • Komunikasi dan kerja sama dengan berbagai pihak. Falsafah penjas sebagai landasar berfikir sebagai berikut : a. Falsafah penjas menjelaskan manfaatnya. b. Falsafah penjas berpengaruh terhadap pengembangan pelaksanaan pendidikan. c. Pentingnya falsafah penjas terhadap pengembangan profesionalitas pelaksana. d. Falsafah penjas memberi bimbingan pelaksana untuk bertindak. e. Falsafah penjas akan memberi arah pengembangan profesi f. Kesadaran masyarakat dalam penjas dipengaruhi oleh sumbangan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah penjas. g. Falsafah penjas menjelaskan hubungan dengan pendidikan secara umum. Subunit II Tujuan Pendidikan Jasmani A. Pengertian Pendidikan Jasmani Beley dan Field mendefinisikan penjas sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul melalui pilihannya yang baik melalui aktivitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh. Menurut UU no. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran pasal 9, maka : “Penjas yang menuju kepada keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir batin, diberikan pada jenis sekolah”. Dalam penjelasan masih dapat dijumpai hal-hal berikut : 1. Pertumbuhan jiwa dan raga harus mendapat tuntutan yang menuju kearah keselarasan agar tidak timbul berat sebelah kearah intelektualisme. 2. Perkataan keselarasan menjadi pedoman pula untuk menjaga agar jasmani tidak mengasingkan diri dari keseluruhan pendidikan. 3. Pendidikan jasmani sebagai bagian dari tuntunan terhadap pendidikan pertumbuhan jasmani dan rohani, dengan demikian tidak terbatas pada jam pelajaran yang diperuntukkan baginya. Sebagai kesimpulan keseluruhan, dan untuk mendapatkan pedoman sementara yang definitif, dapat diajukan hal-hal sebagai berikut : a. Pendidikan Jasmani lebih memusatkan kepada anak didik. b. Menekankan pada aspek pendidikan. c. Kegiatan jasmaniyah hanya merupakan sarana untuk turut membantu tercapainya tujuan pendidikan. d. Tujuannya adalah perkembangan optimal sesuai dengan kemampuan, minat, dan kebutuhan peserta. B. Tujuan Pendidikan Jasmani. 1. Tujuan untuk percaya terhadap diri sendiri, mengembangkan daya ingatan, keterampilan dalam proses fundamental untuk berbicara, menulis dan berhitung; penglihatan dan pendengaran, memperoleh pengetahuan kesehatan, pengembangan kebiasaan hidup sehat, mengenal kesehatan masyarakat; pengembangan untuk hiburan, intelegensi, perhatian terhadap keindahan, dan pengembangan budi pekerti yang baik. 2. Tujuan yang berhubungan dengan kemanusiaan, saling menghormati, persahabatan, kerja sama, berbudi bahasa luhur, menghargai keluarga dan bersikap demokrasi di rumah. 3. Tujuan untuk efisien ekonomi: menghormati pekerjaan, berkemampuan menyaring hal-hal yang berhubungan dengan informasi, berhubungan dengan efisiensi, berhubungan dengan apresiasi, ekonomi pribadi, pertimbangan terhadap pemakai, efisiensi dalam belanja, dan perlindungan terhadap pemakai. 4. Tujuan yang berhubungan dengan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan berkeadilan sosial, pengertian terhadap masyarakat, penilaian terhadap kritik, toleransi, kelestarian lingkungan, aplikasi masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, sebagai warga duniayang baik, waspada terhadap hukum ekonomi, terhadap pembaca dan menulis politik kewarganegaraan, dan taat terhadap demokrasi. C. Prinsip-prinsip Pendidikan Jasmani Dr. Delbert Obertuffer dari Ohio State University (dalam Cholik dan Lutan,1997) memperkenalkan dasarpedoman penjas. Yaitu : 1. Pelaksanaan penjas selalu mengakui pengetahuan dan membuktikan fakta-fakta tentang organisme manusia. 2. Dalam semua penjas ada satu sel tujuan, satu dasar penilaian, dan satu kriteria untuk mengukur manfaat pelaksanaan bagi kebaikan individual. 3. Dalam pendidikan jasmani terdapat potensi besar untuk belajar menanamkan pantulan pikiran dan kecerdikan memilih. 4. Bahwa dalam mengajar penilaian moral-etik, harus direncanakan dan yang mempunyai kepastian jelas bagi keterampilan tersebut. 5. Penjas banyak memberikan ilmu pengetahuan sosial yang hasilnya dapat diukur dalam hubungan dengan tingkah laku kelompok. 6. Bahwa kegiatan dan metode untuk mencapai tujuan harus memancarkan kesadaran lebih mementingkan lahiriah, lebih disenangi dari pada bakat individual yang mementingkan diri sendiri. 7. Penjas jauh dari unsur-unsur asing yang memisahkan diri. Kurikulum penjas berisi unsur-unsur serupa/ sama dengan ungkapan perasaan seni yang lain. 8. Penjas sebagai profesi berdiri kuat diatas kaki sendiri berdasarkan ilmu pengetahuan, kebudayaan bangsa dan tidak berkewajiban terhadap profesi lain, tetapi siap bekerja sama dengan profesi lain untuk kebaikan manusia. 9. Dalam penjas yang utama diinginkan adalah kualitas kepemimpinan yang tinggi seperti halnya pada profesi yang lain. D. Nilai-nilai dalam Pendidikan Jasmani 1. Pengetahuan tentang ketangkasan dan keterbatasan fisik seseorang danbagaimana menyelaraskannya. 2. Keyakinan terhadap kemampuan motorik dan body mekanik dari aktivitas hidup. 3. Penyesuain diri terhadap tuntutan dan keinginan kelompok dalam menerima tugas yang ditentukan kelompok. 4. Paham dan hormat terhadap fair play dan terhadap pertimbangan kelemahan atau hasil yang berlawanan. 5. Hormat terhadap kekuasaan yang telah dilimpahan kepada kapten tim, panitia perlombaan, pelatih, atau kepala sekolah. 6. Orang dewasa dapat berpartisipasi dalam keterampilan, pengetahuan, dan perhatian terhadap beberapa olahraga rekreasi. 7. Mengerti terhadap maksud nilai-nilai fisik penjas. 8. Suatu kondisi optimal dari kebugaran jasmani dalam hal kekuatan, kecepatan, kelincahan dan daya tahan. 9. Suatu kesempatan untuk berapresiasi dan merupakan program yang dibutuhkan bagi masyarakat untuk memelihara kesehatan dan kebugaran. 10. Pengalaman dalam pendidikan bersama terhadap kegiatan rekreasi yang bersifat aktif dan setengah aktif. 11. Pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk latihan fisik, bilamana suasana tidak mengizinkan berpartisipasi dalam rekreasi yang memerlukan kekuatan. 12. Pengetahuan mekanis keterampilan olahraga, bagaimana cara mempelajari keterampilan yang baru, dan bagaimana meningkatkan prestasi. 13. Memahami olahraga sebagai warisan dan menempatkanya dalam kebudayaan. 14. Pengalaman dalam memimpin teman, misal sebagai kaptem tim, pencatat waktu, manajer peralatan, atau pengurus organisasi. Di setiap lapisan masyarakat seharusnya dikembangkan kesempatan untuk melakukan pendidikan jasmani. Untuk pelaksanaan penjas sekolah yang baik hendaknya membuat pedoman pelaksanaan, berbagai program yang seimbang, fasilitas untuk kegiatan di luar dan di dalam gedung, peralatan dan alat pelajaran lainnya cukup tersedia agar program dapat terlaksana sepenuhnya. Anak laki-laki dan perempuan di sekolah dasar dan di sekolah lanjutan seharusnya tidak dipisahkan dalam perkembangan fisik dan sosialnya. Pendidikan jasmani memberikan banyak sumbangan terhadap perkembangan tersebut. Subunit III Pertumbuhan Dan Perkembangan A. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik dan Gerak 1. Perkembangan Usia Individu anak dikelompokkan dalam berbagai cara berdasarkan usia. Cara yang paling umum dengan penaksiran berdasarkan usia kronologis, anatomis, fisiologis, dan mental. Usia kronologis mewakili usia seorang anak dalam hitungan tahun dan bulan berdasarkan kalender.. usia anatomi biasanya dikaitkan dengan tingkat pengerasan jaringan tulang. Kadang-kadang, tahapan dalam pertumbuhan gigi pun bisa dipakai untuk menentukan usia anatomis ini. Usia fisiologis dikaitkan dengan masa pubertas. Pengelompokan terakhir, yaitu usia mental, yang ditentukan melalui test yang mengukur derajat kemajuan dan penguasaan terhadap upaya penyesuaian dengan lingkungan serta kemampuannya dalam memecahkan masalah yang di hadapi. 2. Pertumbuhan Fisik dan Gerak dalam Berbagai Tingkatan • Masa Bayi (Infancy) Selama masa pra-kelahiran, janin di dalam rahim tumbuh dengan cepat. Dari kelahiran hingga mencapai usia 18 bulan, ukuran kepala anak lebih besar dari proporsi tubuh sebenarnya perkembangan terjadi dengan mengikuti pola tertentu. Pola pertama adalah pola perkembangan cephalocaudal, yaitu pola arah perkembangan yang berlangsung dari kepala ke bawah. Pola berikutnya adalah pola proximodistal yang menggambarkan arah perkembangan yang terjadi dari arah poros tubuh ke arah samping ke bagian anggota tubuh. Kaitan antara pola tersebut, banyak pendidik yang mengklaim bahwa perhatian utama bagi anak selama tahun-tahun pertumbuhan ditekankan pada kegiatan otot besar. Hal ini didasarkan pada premis koordinasi otot-otot halus berkembang setelah otot-otot besar. Implikasi lain untuk penjas adalah mencakup pengetahuan tentang tulang rangka anak kecil. Pemeliharaan yang tepat harus dilakukan untuk mencegah perubahan bentuk dan kesulitan postur tubuh. • Usia pra-sekolah Selama tahun-tahun pra-sekolah anak mengembangkan keterampilan fisik yang bermacam-macam. Keterampilan tersebut tidak hanya membantu perkembangan fisik, tapi juga memberikan dasar untuk perkembangan hubungan sosial. Selama periode ini, anak merasakan kesenangan yang besar dalam bergerak, sehingga mampu mempengaruhi kehidupan emosi anak, termasuk merangsang keyakinan diri anak ketika ia mampu menguasai kemampuan tertentu dalam kegiatan fisiknya. Pembelajaran gerak diakui sebagai hal penting untuk semua anak dan penting pula bagi kehidupan sosial dan emosionalnya. Pembelajaran itu menolong anak menjadi mandiri seta menjadi bagian penting dalam perkembangan intelektualnya. Melalui keterampilan gerak anak menguasai konsep ukuran dan berat, serta menemukan berbagai hukum yang berlaku dalam gerak. Dari sudut aspek emosional keterampilan gerak membantu anak memecahkan masalah yang berkaitan dengan kemarahan atau kebingungan. • Periode sekolah dasar Selama usia sekolah dasar anak berkembang secara sosial, membuat kontak pertamanya dengan pihak lain melalui kegiatan gerak. Mereka belajar untuk tidak bergantung dengan mempelajari cara melakukan sesuatu secara sendiri-sendiri sambil meningkatkan pengetahuannya yang berkaitan dengan lingkungan. Selama tahun-tahun di SD anak laki-laki lebih superior dibandingkan anak perempuan dalam kegiatan seperti berlar, melompat, dan melempar. Dalam tahun-tahun masa remajanya, tingkat dan frekuensi kegiatan fisik anak cenderung menurun. Penurunan ini merupakan akibat dari meningkatnya minat anak dalam pekerjaan, penurunan jumlah jenis kegiatan, serta akibat dorongan minat dan tekanan sosial yang semakin kuat. • Periode Pasca-Remaja Kematangan fisiologis manusia biasanya dicapai pada periode ini. Pada masa ini anak menumbuhkan keyakinan dan idealismenya yang kuat, sejalan dengan mengentalnya prasangka dan perlawanan, mendalamnya persahabatan, dan banyak pemikirannya dicurahkan pada masa depan. Pada usia-usia ini dikenal pula adanya kebutuhan dari anak-anak pasca remaja untuk selalu mengetahui kesehaatannya, berpraktek dalam merencanakan berbagai kegiatan sosial, mendapat kesempatan untuk menambah keterampilan dan kompetensi dalam bidang kegiatan yang dipilihnya, serta mempraktekan cara berpikir kritis dan pemecahan masalah. 3. Perbedaan Anak Laki-laki dan Perempuan • Gelang panggul anak perempuan lebih besar dari pada anak laki-laki. • Anak laki-laki lebih kuat dari anak perempuan, terutama dalam bagian gelang bahunya. • Titik tubuh anak perempuan lebih rendah dari pada anak laki-laki. • Dalam kaitanya dengan berat tubuh, tingkat kekuatan otot anak perempuan lebih lemah dari anak laki-laki. • Dalam hubungannya dengan kekuatan, beberapa hasil riset menunjukkan bahwa anak perempuan kurang merespon positif terhadap proses latihan. • Suhu tubuh anak perempuan meningkat 20 – 30 lebih tinggi dari anak laki-laki sebelum proses berkeringat dan pendinginannya dimulai. • Anak perempuan lututnya lebih stabil dari pada anak laki-laki. • Panjang tulang dari anak laki-laki lebih besar dari anak perempuan, dan rata-rata anak laki-laki akan lebih tinggi dan berat. • Anak perempuan biasanya mengalami masa ledakan pertumbuhan pada usia antara 8,5 - 11,5 tahun, yang mencapai puncaknya pada usia 12,5 tahun dan menurun kembali pada usia 15 – 16 tahun. Pada anak laki-laki masa ledakan pertumbuhan terjadi sekitar usia 10,5 – 14,5 tahun dan mencapai puncaknya pada usia14,5 tahun. 4. Prinsip Umum Berkaitan dengan Pertumbuhan dan Perkembangan a. Anak yang normal memerlukan 2 – 6 jam kegiatan dalam stu hari. b. Di samping karena pengaruh bawaan dan lingkungan bernutrisi, sistem organis tubuh manusia hanya dapat berkembang melalui kegiatan yang merangsang otot. c. Karena kelembutan tulanganak kecil, perhatian khusus harus diberikan pada pencegahan keabnormalan postur tubuh. d. Usia fisiologis anak merupakan pertimbangan penting dalam menentukan jenis program penjas yang sesuai. e. Kegiatan yang melibatkan otot-otot besar penting untuk pertumbuhan dan perkembangan individu. f. Pertumbuhan dann perkembangan intelektual, emosional, dan sosial ditingkatkan melalui kegiatan gerak. g. Program pembelajaran keterampilan memperhitungkan tingkat kematangan anak. h. Penyakit, malnutrisi, dan kurangnya latihan merupakan sebab utama terjadinya penyimpangan pertumbuhan anak. i. Keterampilan yang dipergunakan dalam kehidupan dewasa lebih sering dikuasai pada masa anak-anak. j. Penguasaan keterampilan membantu anak yang kikuk mendapatkan kepuasaan dan keriangan melalui keikutsertaan dalam kegiatan olahraga. k. Anak laki-laki dan perempuan hanya berpartisipasi dalam program penjas yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka dan kondisi fisiologisnya. B. Kebutuhan Anak Berbagai macam kebutuhan anak, khususnya anak usia SD, sebagai berikut : • Kebutuhan dasar anak-anak Kebutuhan anak yang paling mendasar adalah keinginannya berbuat sesuatu sebagai pengaruh lingkungannya, maka kebutuhan alamiah inilah yang menjadi bahan untuk mengembangkan kurikulum penjas. • Kebutuhan gerak Program penjas harus memenuhi kebutuhan gerak anak-anak. Bergerak bagi mereka merupakan kebutuhan hidup. • Kebutuhan untuk berhasil dan dihargai Anak-anak perlu mendapat dukungan moral, dan hasil gerak harus dihargai. • Kebutuhan untuk mendapat pengakuan dan kemampuan sosial • Kebutuhan untuk bekerja sama dan bersaing Anak-anak umumnya senang bersaing dalam kemampuan fisik karena mereka mempunyai kesempatan untuk menang dalam kompetisi. Berikan pengalaman bersaing dan bekerja sama secara seimbang. • Kebutuhan akan kesegaran jasmani dan tampil menarik Program penjas wajib memberikan motivasi terapi diri kepada mereka yang lemah dengan cara sistem reward dan pembuktian bahwa kegiatan fisik tertentu dapat meningkatkan kebugaran jasmani sekaligus meningkatkan penampilan fisik. • Kebutuhan untuk berpetualang Petualangan merupakan kegiatan yang menantang anak, sehingga perlu diakomodasi dengan merancang kegiatan yang mengandung unsur program penjas. • Kebutuhan akan rasa kreatif. • Kebutuhan akan irama Program penjas wajib memberikan kegiatan yang mengandung irama gerakan hingga mereka memperoleh rasa kepuasan tersendiri. • Kebutuhan rasa ingin tahu. Unit II Subunit II Berbagai Gerak Dasar 1 Pola gerak dasar adalah bentuk geerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi kedalam 3 bentuk gerak : 1. Gerak lokomotor : dimana bagian tubuh tertentu berpindah tempat. Misalnya : jalan, lari, loncat. 2. Gerak non-lokomotor : dimana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat, misalnya : mendorok, menarik, menekuk, memutar. 3. Manipulatif : dimana ada sesuatu yang dugerakkan, misalnya : memukul, menangkap, menyepak, dan gerakan lain yang berkaitan dengan lemparan dan tangkapan sesuatu. Gerak dibedakan atas gerak kasar dan gerak halus. Gerak halus adalah gerak yang memerlukan ketelitian dan kecerdikan, sedangkan gerak kasar yaitu gerakan seluruh tubuh dan bagian-bagian tubuh yang besar seperti berpindah tempat. Dalam mempelajari motorik, yang perlu diperhatikan : 1. Kesiapan belajar 2. Kesempatan belajar 3. Kesempatan berpraktik : anak diberi waktu melakukan latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai suatu gerakan. 4. Model yang baik : untuk mempelajari suatu gerakan dengan baik, maka siswa harus memperoleh contoh yang baik pula. 5. Bimbingan : untuk dapat meniru suatu model dengan benar, siswa membutuhkan bimbingan yang mengarah kepada perbaikan suatu kesalahan. 6. Motivasi A. Sikap dan Posisi Tubuh Kegiatan – kegiatan yang dapat diberikan untuk mendorong siswa memiliki sikap tubuh yang baik : 1. Upayakan siswa mengerti dan dapat melakukan gerakan yang benar. 2. Jelaskan bahwa setiap siswa berbeda-beda dalam menguasai suatu keterampilan. 3. Sediakan gambar mengenai sikap duduk dan sikap berdiri yang benar. 4. Sediakan cermin besar di seluruh ruangan yang mudah dicapai agar anak dapat melihat dirinya sendiri dan dapat membandingkan dengan teman-teman lainnya. B. Berbagai Gerakan Dasar 1. Berbaring : a. Berbaring telentang b. Berbaring telungkup : sikap badan dan kedua kaki lurus, perut, dada, paha, punggung kaki rapat di lantai, kedua tangan di samping badan, kepalla dimiringkan ke samping kiri/kanan. c. Berbaring miring ke kanan d. Berbaring miring ke kiri 2. Berjalan Pola perkembangan penguasaan gerakan berjalan : a. Irama, gerakan yang cepat dan terkontrol, bisa dilakukan kapan saja sesuai irama yang dikehendaki. b. Bentuk gerakan kedua kaki yang melangkah tidak mengangkang mendekati garis lurus, sudut kedua telapak kaki menyempit c. Ayunan langkah menjadi semakin otomatis, sudah mampu berjalan seperti gerakan orang dewasa pada umumnya. Macam-macam gerakan jalan : 1. Jalan cepat Beberapa hal yang perlu diperhatikan : togok (pertahankan badan sedemikian rupa sehingga tegak. Pundak jangan terangkat sewaktu lengan menganyun), kepala (pada saat berjalan, posisi kepala menatap ke depan, namun sesekali boleh menggelengkan kepala ke kiri dan kanan), kaki waktu melangkah (lurus kedepan satu garis dengan garis khayal dari badan si pejalan, tidak keluar atau ke dalam), lengan dan bahu (lengan mengayun dari depan ke belakang dan siku ditekuk < 900). 2. Jalan serempak : suatu gerakan jalan berbaris yang dilakukan secara berkelompok. 3. Jalan ditempat : gerakan jalan ditempat memberikan rangsangan kepada anak untuk mau melakukan gerakan mengangkat lutut. Tujuan gerakan ini memberikan rasa irama langkang yang terkendali. 4. Jalan mundur : gerakan ini memberikan rangsangan untuk keseimbangan, melatih dan merangsang rasa kewaspadaan diri terhadap lingkungan sekitar, serta menambah rasa percaya diri bagi pertumbuhan mental anak. 5. Jalan menyamping 6. Jalan silang : dapat dilakukan dengan 2 macam cara, yaitu jalan silang maju ke depan dan jalan silang menyamping. Jalan silang merupakan upaya meningkatkan bobot jalan pada setiap anak serta memberikan motivasi lain dengan gerakan tersebut. 7. Jalan jinjit 8. Berjalan ke depan : pada waktu berjalan posisi badan tegak, dada dibuka, perut agak ditarik ke dalam supaya rata, kepala tegak, pandangan ke depan. 9. Berjalan ke samping Macam-macam gerakan yang menyimpang : • Jalan ke depan dengan kedua tumitke arah luar. Gerakan jalan ini sering disebut seseorang yang berjalan dengan kaki bentuk X. • Jalan ke depan dengan tumit ke arah dalam (bentuk O). • Jalan lurus ke depan salah satu kakinya dalam posisi jinjit. • Jalan lurus ke depan dengan salah satu kaki tumitnya ke dalam. • Jalan lurus ke depan dengan salah satu kaki tumitnya ke luar. Beberapa variasi pembelajaran gerak dasar jalan yang sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak. a. Berjalan berkelompok sambil memegang bahu diiringi dengan bernyanyi. b. Berjalan diatas satu kaki berpasangan. c. Berjalan sambil berpegangan tangan. d. Berjalan dan meloncat dilakukan berpasangan. e. Berjalan diantara rambu-rambu yang terbuat dari balok. f. Berjalan dengan formasi lingkaran dan melintasi garis tengah dari lingkaran tersebut. g. Berjalan dengan formasi bmata angin h. Berjalan dan berlari dengan menggunakan alas-alas kotak dan simpai, dll. Untuk meningkatkan kondisi fisik yang baik bagi anak usia SD, diperlukan perbaikan sikap jalan, peningkatan daya tahan, peningkatan keterampilan jalan, dan peningkatan kekuatan. Di samping kemampuan fisik meningkat maka secara mental diharapkan lebih baik, seperti meningkatkan rasa percaya diri, keberanian, kebersamaan, dan disiplin diri. 3. Berlari Tujuan perlunya aktivitas lari bagi siswa : a. Mampu melakukan eksplorasi cara lari cepat, cara lari sambung, cara start untuk lari cepat, dan cara memasuki garis akhir dengan situasi yang menyenangkan. b. Terbentuknya sikap keuletan, ketekunan, percaya diri, mampu bekerja sama dan berani mengambil keputusan dari anak didik melalui nuansa bermain gerak yang dilakukan. c. Anak mampu menunjukkan manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini terhadap perkembangan badanya. Alat yang digunakan : a. Kantong pasir (kantong kain persegi panjang berukuran 5 cm x 7 cm yang di isi pasir). b. Pita dari tali yang mudah putus dan tidak melukai anak. Pencapaian perkembangan gerak berlari pada anak SD : a. Kemampuan kontro untuk mengawali gerakan, berhenti, berputar dengan cepat semakin meningkat menjadi lebih baik. b. Keterampilan motorik berlari pada umumnya sudah dikuasai sehingga ia mampu menggunakan keterampilan berlari secara di dalam aktivitas bermain. Macam-macam variasi gerak berlari : 1. Lari dengan rintangan 2. Latihan reaksi dengan berlari dari sikap awal yang berbeda : gerakan lari yang terarah dapat melatih kecepatan bereaksi, kelincahan, kelenturan, keseimbangan, dan daya tahan. Untuk melatihkan reaksi dapat dimulai dari sikap awal, yaitu : Duduk selonjor, duduk jongkok, tidur telentang, tidur telungkup,duduk/jongkok/berdiri membelangi arah lari. 3. Dikejar : dikejar termasuk kegiatan lari yang dibutuhkan untuk meningkatkan kelincahan dan keberanian mengambil resiko. 4. Mengejar : latihan ini merupakan gabungan dari latihan jalan dan lari, di samping untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak manandingi kemampuan anak lain. Ini merupakan bentuk latihan dariberbagai kemampuan dalam bergerak, termasuk melatih unsur kelincahan, keseimbangan, daya tahan, dan sosial emosional anak. 5. Mendaki 6. Lari cepat, terdiri atas beberapa gerakan yaitu : pindah tempat, berpindah tempat dengan kecepatan, lari dengan berubah arah, lari cepat dan berubah arah. 7. Lari sambung terdiri atas permainan estafet dan lomba lari beranting. 8. Pengenalan cara start lari, terdiri atas permainan roti-rotian yang dilakukan secara berdiri ataupun jongkok, lomba start (siswa di bagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4 anak. Setiap anak melakukan start jongkok pada garis start), kegiatan puncak ( lomba lari cepat 25 m). 4. Melompat Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh ke suatu titik ke titik lain yang lebih jauh dengan ancang-ancang lari cepat arau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Alat yang digunakan dalam pembelajaran lompat dapat berupa tali yang direntangkan melintang untuk dilompati. Gerak dasar lompat juga terkait dengan gerak dasar lari, yaitu melakukan gerak awalan. Dalam gerak lompat terdapat sejumlah komponen yang dapat diaktifkan secara maksimal, yaitu kecepatan, kelincahan, kelenturan, dan daya tolak otot tungkai. a. Contoh pengembangan gerak lompat 1. Lompat jauh Tujuan pengembangan gerak lompat adalah mengajarkan siswa melompat ke depan dengan sikap gerak lompat yang benar. Jika siswa ingin mendarat dengan dengan benar di saat melakukan gerak lompat maka ia harus melakukan gerak mengeper untuk menyerap kekuatan, lutut dibengkokan, dan melakukan pendaratan dengan kedua kaki. 2. Melompat tanpa gerak awalan a. Tolakan dengan dua kaki : sambil membengkokan lutut ke depan, kedua tangan diayunkan kebelakang, badan agak di condongkan ke depan, tumit diangkat. Sambil menolakkan kedua kaki ke atas depan, kedua tangan diayunkan dari belakang ke depan atas melewati samping badan. Pada waktu mendarat kedua lutut ditekuk supaya mengeper, kedua tangan ke depan, berat badan ke depan. Pandangan ke depan. b. Tolakan dengan 1 kaki : berdiri dengan salah satu kaki di depan lurus, kaki yang lainnya di belakang dengan lutut agak ditekuk ke depan. Kedua tangan ke belakang, berat badan berada pada kaki kanan 3. Melompat dengan gerakan awalan Yang perlu diperhatikan : 1. Pelaksanaan latihan melompat harus dilakukan pada bak lompatan yang berisi pasir. 2. Guru harus terus mengawasi setiap anak yang melakukan latihan. 3. Segera perbaiki bila ada yang salah melakukannya. 4. Apabila telah benar-benar menguasai keseimbangan, berikan berbagai variasi dan kombinasi di dalam melakukan lompatan. Manfaat dari gerakan melompat ini : a. Meningkatkan kekuatan dan kecepatan otot-otot tungkai b. Meningkatkan kelenturan dan keseimbangan tubuh. c. Mengembangkan koordinasi gerak mata, lengan dan tungkai. b. Proses pembelajaran 1. Pendahuluan : siswa dalam formasi 2 bersyaf membentuk lingkaran. Seorang anak ditunjuk sebagai pelari dan seorang sebagai pengejar. Anak yang terbelakang dari saf yang disentuh harus menjadi pelari. Apabila pelari terkena sentuh, dia balik menjadi pengejar. 2. Lari melompati teman yang membungkuk. 3. Mengayun lengan berirama : ayunkan lengan ke belakang dengan rentangan penuh. Setelah melompat, ulurkan kedua lengan tersebut ke arah luar/sejauh-jauhnya. Saat akan mendarat, ayunkan kedua lengan tersebut ke depan. 4. Melompat dengan tali. 5. Melompat tali yang berbentuk V : lakukan gerakan lengan dan bengkokan lutut saat gerak awalan. Apabila ingin melompat sejauh-jauhnya, rentangkan lengan, tungkai, dan ankel saat melayang di udara. 5. Meloncat Loncat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh dengan ancang-ancang lari cepat/lambat dengan menumpu dua kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Tujuan pembelajaran meloncat adalah untuk meningkatkan kemampuan fisik seperti melatih kekuatan, daya tahan, kelincahan, kecepatan, dan ketangkasan. 6. Melempar Melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan ke arah tertentu. Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan koordinasi beberapa unsur gerakan. Pengembangan kemampuan gerak dasar melempar dapat dilakukan dengan menggunakan bola kasti, tenis, atau bola plastik. Yang perlu diperhatikan waktu anak melempar antara lain, mengenai sikap berdiri pada saat akan melempar, perpindahan berat badan waktu akan melempar, gerakan melempar bola, dan gerakan lanjutan dari melempar bola tersebut. Subunit II Berbagai Gerakan Dasar 2 A. Berjingkat Berjingkat adalah gerakan meloncat dimana loncatan dilakukan dengan tumpuan satu kaki dan mendarat dengan satu kaki yang sama. Pada saat kaki tumpu meloncat, kaki yang diangkat mengayun ke depan menunjang lajunya gerakan. • Mencongklang dan lompat tali : gerakan mencongklang merupakan variasi dari gerakan erjalan/berlari dengan meloncat, sedangkan lompat tali terbentuk dari kombinasi gerakan melangkah dengan berjingkat. B. Menyepak Gerakan menyepak bisa dilakukan dengan ayunan kaki. Menyepak berupa ayunan ke depan, langsung dari posisi menapak dengan awalan yang berupa gerak mengayun ke belakang sebelum diayun ke depan. C. Menangkap Awal dari usaha untuk menangkap yang dilakukan adalah berupa gerakan tangan untuk menghentikan suatu benda yang mengulir di lantai dan benda yang berada di dekatnya. D. Memantul-mantulkan bola Gerakan ini terbentuk mula-mula dari gerakan menjatuhkan bola yang dipegang. Penguasaan gerakan memantulkan bola menggunakan satu tangan berkembang lebih awal jika di bandingkan menggunakan satu tangan karena cara tersebut membutuhkan koordinasi dan snkronisasi antara tangan kanan dan tangan kiri. E. Memukul Gerakan memukul, misalnya memukul bola mulai tampak pada usia yang makin bertambah, dan memukul akan semakin timbul dan berkembang apabila anak memperoleh kesempatan untuk melakukannya berulang-ulang. F. Berenang Berenang merupakan kegiatan yang bisa dilakukan apabila siswa memperoleh kesempatan untuk membiasakan diri bermain-main di air. G. Koordinasi gerakan Koordinasi dasar gerakan terdiri dari beberapa komponen : 1. Struktur dasar gerakan 2. Irama gerakan 3. Hubungan gerakan 4. Luas gerakan 5. Kelancaran gerakan 6. Kecepatan gerakan 7. Ketepatan gerakan 8. Kekonstanan gerakan Subunit III Kombinasi Gerak Dasar A. Kombinasi Gerak Dasar Pelaksanaan kombinasi gerak dasar antara lain: 1. Berbagai Kombinasi Jalan dan Lari a. Jalan biasa dengan jarak beberapa meter. b. Jalan dengan langkah panjang, kemudian lari secepat-cepatnya. c. Jalan dengan ujung kaki, kemudian lari secepat-cepatnya. d. Jalan dengan mengangkat lutut tinggi, kemudian lari secepat-cepatnya. 2. Kombinasi lari dan lompat a. Lari pelan-pelan, pada batas yang telah ditentukan lompat ke atas setinggi-tingginya. b. Lari beberapa langkah, kemudian melompat sejauh-jauhnya ke atas depan. c. Lari secepat-cepatnya, kemudian lompat sejauh-jauhnya ke depan. 3. Kombinasi lari dan lempar a. Lari beberapa langkah sambil membawa bola kasti/bola plastik. b. Lari secepat-cepatnya sambil membawa bola. Pada batas yang telah di tentukan lemparkan bola sejauh-jauhnya. 4. Kombinasi jalan, lari, dan lompat. 5. Kombinasi jalan, lari, dan lempar. 6. Kombinasi gerakan togok, lengan, bahu dan kaki. 7. Gerak dasar dalam berbagai bentuk gerak jalan Tujuan gerakan ini adalah agar siswa mampu melakukan eksplorasi gerak dengan cara jalan yang benar dalam situasi yang menyenangkan dan diharapkan siswa memiliki keuletan, ketekunan, percaya diri, kerja sama dan berani mengambil keputusan. a. Proses pembelajaran ( pendahuluan atau pemanasan) 1. Eksplorasi gerakan berjalan 2. Permainan penguluran ( gerakan ini mengarah pada peregangan otot-otot besar dan tendon otot secara bebas, tetapi menyeluruh. b. Pengembangan keterampilan 1. Anak diberi kesempatan mengkreasikan cara jalan untuk menempuh jarak tertentu. 2. Anak diberi kesempatan secara bersama-sama mendemonstrasikan hasil kreasinya. 3. Beberapa anak diminta mengulang cara berjalannya secara bergantian. 4. Anak diberi kesempatan mengkreasikan cara jalan seperti biasa yang dilakukan orang dengan profesi khusus di masyarakat. c. Kegiatan puncak Masing-masing siswa diminta mendemonstrasikan cara jalan yang efektif untuk tujuan-tujuan tertentu. d. Pendinginan/kegiatan penutup 1. Sambil istirahat, anak diajak mendiskusikan kegiatan yang telah mereka peroleh dan mereka lakukan. 2. Siswa diberi kesempatan menyampaikan penghargaan kepada temannya. 3. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang sukses dalam mengikuti proses pembelajaran. B. Pembentukan togok, lengan, bahu, dan kaki 1. Latihan gerak togok a. Gerakan membungkuk dan melentingkan badan b. Meliuk-liukkan badan c. Memutar badan 2. Latihan pembentukan gerakan lengan, bahu, dan kaki a. Mengayun lengan ke samping kiri dan kanan b. Mengayun lengan ke depan dan belakang c. Memutar lengan ke depan dan ke belakang d. Latihan mendorong benda yang tidak bergerak (tembok) e. Dorong mendorong dengan teman f. Loncat-loncat di tempat

FAKTA, KONSEP, GENERALISASI, DAN TEORI DALAM IPS

Fakta merupakan dasar untuk pengajaran kognitif dalam IPS. Ada dua hal yang mempunyai hubungan erat dan harus dikembangkan dari fakta dasar IPS yakni konsep dan generalisasi. Konsep dikembangkan dari fakta yang dipelajari, sedangkan generalisasi dikembangkan dari hubungan antar konsep dalam suatu pola yang mempunyai arti. Struktur ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan, dari yang paling sempit ke yang paling luas, yaitu : 1) fakta, 2) konsep, dan 3) generalisasi. Ketiga hal itu yang membangun materi ilmu-ilmu sosial. Fakta : adalah kenyataan yang ada disekitar kita yang tidak terbatas jumlahnya. Fakta : adalah ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep. Fakta : pesan indrawi Contoh kategori dari fakta : obyek , peristiwa, proses, dan sebagainya. Ciri khas fakta adalah “buntu” tidak lebih dari pada apa yang tampak. Cara terbaik memotivasi peserta didik untuk dapat membaca fakta dan menemukan konsep serta menggeneralisasikan yang dibahas secara terpadu. Konsep = suatu kesatuan atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek , peristiwa, dan proses. Konsep dapat dipahami bila dibahas tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol. Atribut : ciri yang membedakan peristiwa atau proses dari obyek lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat di buktikan melalui laporan seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi data, dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Kelas : pengelompokan kategori dari benda, kejadian atau pikiran. Setiap kelas memasukkan atribut yang sama dan memgeluarkan atribut yang berbeda atau tidak berhubungan . kelas didasarkan pada atribut yang telah ditentukan. Contoh : semua orang dapat kita masukkan ke kelas tertentu: pria.... wanita, guru....murid, kaya....miskin, dan lain lain. Simbol. Setiap kelas dapat dinyatakan dengan simbol. Simbol dapat dinyatakan dengan kata, tanda, gerakan badan, angka sebagai alat untuk mengkomunikasikan dengan kelas lain. Konsep juga dapat dilihat dari pengertian connotative dan dennotative. Menurut Womack (1970) selain memehami konsep yang dibangun berdasarkan pengenalan kita terhadap kelas dan simbol juga penting memahami tingkat arti dari sebuah konsep. Ia berpendapat bahwa sebuah konsep study sosial merupakan kata yang berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat tetap. GENERALISASI DAN TEORI Generalisasi adalah hubungan beberapa konsep atau rangkaian hubungan antar konsep konsep. Karena itu generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferen, kesimpulan, dan pemahaman. Ciri ciri generalisasi: a. Menunjukan hubungan dua konsep atau lebih. b. Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukan bagian keseluruhan kelas. c. Tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep. d. Berdasarkan pada konsep dan dikembangkan atas dasr penalaran dan bukan hanyaberdasrkan pengamatan semata. e. Berisi pernyatan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi, artinya diuji berdasarkan bukti bukti yang pasti dengan menggunakan sistem penalaran. f. Bukan sekedar pernyatan yang ditegaskan akan tetapi satu kesatuan pengertian Fungsi generalisasi: a. Sebagai tujuan umum study sosial. b. Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran c. Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar d. Membantu dalam membangun bahan bahan pengajaran dalam kurikulum study Perbedaan konsep dan generalisasi: a. Generalisasi adalah dasar yang dituangkan dalam kalimat yang komplek. Konsep adalah suatu kesatuan atribut. b. Generalisasi memiliki tesis yang menunjukan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis. c. Generalisasi bersifat obyektif, sedangkan konsep bersifat subyektif. d. Generalisasi mempunyai aplikasi yang universal, konsep hanya terbatas pada orang orang tertentu. a.Fakta Dalam kehidupan sehari hari, kita sering mendengar dan menemukan suatu kejadian misalnya : angin berhembus,laut berombak, air menguap, awan dilangit, dll. Hal tersebutlah yang disebut fakta. Fakta adalah informasi yang ada atau terjadi dalam kehidupan dan kumpulan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Fakta penting untuk susunan ilmu karena fakta tersebut membentuk fakta dan generalisasi. Menurut Savage dan Amstrong konsep tidaklah dipelajari dalam kekosongan melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta fakta yang khusus. Dari beberapa fakta yang khusus yang saling berkaitan maka terbentuk suatu konsep. Hubungan yang erat antara fakta dan konsep dapat dilihat dari ilustrasi berikut: 1. Bangsa Indonesia berperang melawan penjajah. 2. Bansga Indonesia dan dunia berperang melawan terorisme. 3. Bangsa dan negara Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri. Fakta fakta tersebut tampak saling berhubungan dan membentuk suatu gagasan atau konsep “kemerdekaan”. Suatu bangsa yang merdeka berani berkorban untuk memperjuangkan atau mempertahankan kemerdekaannya, bebas menentukan nasibnya sendiri, kedudukannya sederajat dengan bangsa lain. b. Konsep Konsep secara sederhana adalah penamaan atau pemberian label untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut. Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah. Konsep menurut Moore adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran suatu ide atau suatu gagasan. Sedangkan Parker menyatakan bahwa konsep atau gagasan-gagasan sesuatu, konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contoh nya. Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkret atau abstrak, luas atau sempit, dan suatu kata atau frasa. Konsep itu penting karena membantu seseorang untuk mengorganisasikan informasi atau data yang mereka hadapi. Konsep merupakan sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna dan definisi yang ditentukan. Karakteristik atau ciri-ciri konsep disebut atribut. Konsep itu memiliki tingkatan-tingkatan yang membedakan tingkatan suatu konsep dengan konsep yang lainnya adalah derajat abstraksi yang dimilikinya. Hal yang membedakan tingkat abstraksi suatu konsep dengan konsep lainnya adalah karakteristik utama konsep yang disebut atribut. Jumlah atribut yang diperlukan untuk membedakan konsep yang lebih abstrak lebih sedikit jumlah nya. Suatu atribut yang sama apabila mempunyai nilai-nilai yang berbeda menyebabakan kita dapat membedakan adanya konsep yang berlainan. b.1. Jenis-jenis konsep De Cecco membagi konsep menjadi 3 jenis : 1. Konsep konjungtif Apabila nilai-nilai yang sesuai dan atribut-atributnya terdapat dalam kelompok benda secara bersama-sama. Contoh : kita mempunyai sejumlah buku pendidikan IPS yang memiliki ketebalan jumlah halaman materi dan sampul yang sama. Konsep konjungtif bersifat menghendaki pengembangan dari hal-hal yang bersifat konkret. 2. Konsep Disjungtif Apabila nilai-nilai tersebut tidak memiliki semua atribut dan nilai atribut yang sama. Contoh : buku pendidikan IPS dan buku Pendidikan IPA mempunyai perbedaan-perbedaan seperti jumlah halaman, materi, dan sampul walaupun keduanya merupakan buku bacaan ilmiah. 3. Konsep Relasional Yaitu gabungan sekelompok benda yang atribut-atributnya mempunyai hubungan yang kita ciptakan. Contoh : konsep kepadatan penduduk, konsep waktu dan konsep arah. b.2. Pentingnya konsep Menurut De Cecco, konsep membantu kita untuk : 1. Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah. 2. Mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam obyek yang ada disekeliling kita. 3. Mengurangi perlunya belajar mengulang-ulang hal baru yang sebenarnya merupakan atribut dan nilai atribut yang sama dengan konsep yang sudah diketahui. 4. Memungkinkan kita memberi pengajaran yang lebih kompleks dan menerangkan secara lebih jelas. 5. Menggambarkan kenyataan dan dunia. Prinsip-prinsip konsep menurut Kardiyono (1980:13) : 1. Keperluan Konsep yang akan diajarkan haruslah konsep yang dibutuhkan oleh siswa dalam memahami dunia disekitarnya. 2. Ketepatan Perumusan konsep yang akan diajarkan harus tepat sehingga tidak memberikan peluang bagi penafsiran yang salah. 3. Mudah dipelajari Konsep yang diperlukan harus dapat dipastikan dengan mudah. 4. Kegunaan Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna. b.3. Pembinaan konsep dalam IPS Pembinaan konsep berarti mengajarkan aspek konotatif dari suatu konsep samapi membentuk suatu abstraksi pada diri siswa memerlukan proses yang lama. Yelon (dalam Husein Achmad, 1982), mengemukakan mengajarkan konsep yang baik sebagai berikut : 1. Merumuskan tujuan 2. Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan membantu pemahaman konsep. 3. Menyajikan definisi dan contoh-contoh. 4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk merespon dan memberikan feedback. c. Generalisasi Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna yang menggambarkan hal yang lebih luas. Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS. Kita memiliki paling sedikit 3 konsep : 1. Masyarakat primitif. 2. Lingkungan hidup. 3. Cara hidup. Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat, atau benda. Generalisasi yang lebih bermanfaat yaitu generalisasi yang memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi tingkat keberlakuannya lebih umum. Fakta itu konkret dan dapat diobservasi, disediakan, disentuh, dan dirasakan (bersifat khusus). Sedangkan generalisasi lebih abstrak dan tidak dapat diobservasikan secara langsung. d. Teori Teori adalah sepasang proposisi yang berhubungan, dan menerangkan hubungan antara beberapa generalisasi. Proposisi yang membutuhkan fakta merupakan teori yang lebih mudah dari pada proposisi yang menghubungkan konsep. Kriteria untuk menyusun teori sebagai berikut : 1. Bagaimana luasnya proposisi yang dihubungkan 2. Bagaimana kompleksnya proposisi yang dihubungkan 3. Sampai sejauh mana teori itu dapat diterapkan 4. Sampai seluas mana hubungan dari proposisi-proposisi yang melukiskan dan menerangkan unsur yang penting dari tingkah laku manusia 5. Samapai sejauh mana teori membimbing kearah pendalaman yang lain 6. Berapa banyak konsep yang diharapkan pada kenyataan yang ada dalam teori 7. Sampai sejauh mana terujinya hipotesis yang dapat diambil dari proposisi yang dihubungkan dengan teori tersbut dapat teruji Menurut, David Easton (Djojo Suradisastra, 1991/1992), teori generalisasi terdiri dari 3 tingkatan : 1. Generalisasi Singular Hanya menghubungkan 2 konsep. 2. Teori dimensi sempit Terbebtuk oleh berbagai pernyataan yang terinterelasikan sedemikian rupa sehingga data yang belum tertata dalam pernyataan dapat dituang dalam suatu pernyataan umum. 3. Teori berdimensi luas Menjangkau sesuatu yang lebih luas dari teori dimensi sempit jangkauannya meliputi keseluruhan dalam suatu ilmu. Setelah memahmi teori, kita dapat lebih melihat keteraturan mengenai gejala-gejala dalam masyarakat lebih sempurna. Dengan demikian akan dapat membawa kita kepada pemikiran tentang sebab-akibat dalam batas tertentu.

Malin Kundang

A long time ago,in a small village near the beach in west Sumatera, there lived a woman and her son, Malin Kundang. Malin Kundang’s father had died when he was a baby, and he had to live hard with his mother. Malin Kundang was a healthy, diligent, and strong child. He usually went to the sea to catch fish, and brought it to his mother, or sold it in the town. One day, when Malin Kundang was sailing as usual, he saw a merchant’s ship which was being hijacked by a small band of pirates. With his braveness and power, Malin Kundang defeated the pirates. The merchant was so happy and asked Malin Kundang to sail with him. Malin Kundang accept it. Many years later, Malin Kundang became a wealthty merchant, with a huge ship, loads of trading goods, many ship crews, and a beautiful wife. In his journey, his ship landed on a beach. The villagers recognize him, and the news spread out fast in the town : Malin Kundang became a rich man and now he is here. His mother, in deepful sadness after years of separated, rushed to the beach to meet her beloved son again. When the mother came, Malin Kundang, in front of his well dressed wife, his crew and his own parents in law, denied to meet that old poor and dirty woman. For three time she begged Malin Kundang and for three times yelled at him. At last, Malin Kundang said to her,”Enough, old woman! I have never had a moher like you, a dirty and ugly peasant!” Then he ordered his crews to set sail. Enraged, she cursed Malin Kundang that he would became a stone if he didn’t apologized. Malin Kundang just laughed and set sail. In the quiet sea, suddenly a thunderstorm came. His huge ship was crashes and it was too late for Malin Kundang to apologize. He was thrown by the wave out of his ship, fell on a small island, and suddenly into stone. Translate : Malin Kundang Pada jaman dahulu kala, di sebuah desa kecil dekat pantai di Sumatera barat, hiduplah seorang wanita dan anaknya, Malin Kundang. Ayah Malin Kundang telah meninggal ketika ia masih bayi, dan Malin Kundang harus hidup keras bersama ibunya. Malin Kundang adalah anak yang rajin, sehat, dan kuat. Dia biasanya pergi ke laut untuk menangkap ikan, dan membawanya pulang kepada ibunya, atau dijual di kota. Suatu hari, ketika Malin Kundang sedang berlayar seperti biasa, ia melihat sebuah kapal pedagang yang sedang dibajak oleh sekelompok kecil bajak laut. Dengan keberanian dan kekuatannya, Malin Kundang mengalahkan para bajak laut itu. Saudagar itu begitu bahagia dan meminta Malin Kundang untuk berlayar bersamanya. Malin Kundang menerimanya. Bertahun-tahun kemudian, Malin Kundang menjadi seorang pedagang yang sukses, dengan kapal besar, banyak barang dagangan, banyak awak kapal, dan istri yang cantik. Dalam perjalanannya, kapalnya berlabuh di pantai. Para penduduk desa mengenal dia, dan berita menyebar cepat di kota: Malin Kundang menjadi orang kaya dan sekarang dia ada di sini. Ibunya, dalam kesedihan yang dalam setelah bertahun-tahun terpisah, bergegas ke pantai untuk bertemu putra kesayangannya lagi. Ketika ibunya datang, Malin Kundang, di depan istrinya berpakaian bagus, kru dan orangtuanya sendiri, membantah bertemu wanita tua miskin dan kotor. Sebanyak tiga kali ia memohon kepada Malin Kundang dan selama tiga kali pula ia berteriak padanya. Akhirnya, Malin Kundang berkata kepadanya, "Cukup, perempuan tua! Saya tidak pernah memiliki ibu seperti mu, seorang petani kotor dan jelek!". Lalu ia memerintahkan kru kapal untuk berlayar. Ibunya marah, ia akan mengutuk Malin Kundang menjadi batu jika dia tidak meminta maaf. Malin Kundang hanya tertawa dan bersiap-siap untuk berlayar. Di laut yang tenang, tiba-tiba badai datang. Kapal besar Nya terhempas dan itu terlalu terlambat untuk Malin Kundang untuk meminta maaf. Ia dilemparkan oleh gelombang keluar kapalnya, jatuh pada sebuah pulau kecil, dan tiba-tiba menjadi batu. Answer the following questions based on the text above! 1. What was the story about? 2. Where did the story comes from? 3. When Malin Kundang’s father had passed away? 4. Who was hijacked the merchant’s ship? 5. Why did the merchant asked Malin Kundang to sail with him? 6. How many times Malin Kundang’s mother yelled at him? 7. What was Malin Kundang say to his mother? 8. What was she say, if malin kundang didn’t apologize? 9. How did Malin Kundang cursed into stone? 10. What lesson can you learn from the story?