Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam ragam bahasa tulis (Suparno, 2011:1.29).
Pada dasarnya menulis bukan hanya melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian kegiatan yang terjadi dan melibatkan beberapa tahap, yaitu pramenulis, penulisan, dan pascapenulisan. Selain sebagai proses, menulis juga merupakan kegiatan yang kompleks karena melibatkan cara berpikir yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan (Saddhono, 2014:151-153).
Sedangkan Susanto (2013:247-248) menyatakan menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam penyampaiannya secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Menulis adalah satu cara mengoperasikan otak secara totalitas yang juga menyertakan raga, jari, dan tangan. Karena menulis merupakan proses berpikir, maka menulis bersifat sentral dalam proses belajar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kemampuan menulis memiliki arti yang sangat penting, yaitu: (1) menulis dalam arti mengekspresikan atau mengemukakan pikiran, perasaan, dalam bahasa tulis; dan (2) menulis dalam arti melahirkan bunyi-bunyi bahasa, ucapan, dalam bentuk tulisan untuk menyampaikan pesan berupa pikiran dan perasaan.
Dalman (2014:3-4) menyatakan bahwa menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahaminya.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan pola-pola bahasa yang produktif dan ekspresif secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan yang ingin disampaikan.
Manfaat Menulis
Menulis memiliki banyak manfaat diantaranya:
- Peningkatan kecerdasan;
- Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas;
- Penumbuhan keberanian;
- Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Dalman, 2014:6).
Sedangkan manfaat menulis menurut Susanto (2013:254-255) sebagai berikut.
- menulis membantu kita menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui;
- menulis menghasilkan ide-ide baru;
- menulis membantu mengorganisasikan pikiran dan menempatkannya dalam suatu wacana yang berdiri sendiri;
- menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca dan di evaluasi;
- menulis membantu menyerap dan menguasai informasi baru;
- menulis membantu memecahkan masalah dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks visual, sehingga dapat diuji.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis dapat memberikan manfaat dalam menghasilkan ide-ide baru, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan daya insiatif dan kreativitas, selain itu menulis juga membantu menyerap, menguasai dan mengumpulkan informasi baru, membantu mengorganisasikan pikiran, serta membantu memecahkan masalah dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya.
Keterampilan Menulis
Suatu tulisan atau karangan dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan, isi tulisan, dan bentuk atau cara penyajiannya. Isi tulisan atau karangan harus relevan dengan judul karangan, atau judul karangan harus tergambar dalam isi. Judul karangan harus mengandung tiga aspek, yaitu relevan, menarik, dan singkat. Judul atau kepala karangan melambangkan tema yang merupakan intisari dari seluruh karangan (Saddhono, 2014:155).
Menurut Suparno (2011:1.11) karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana yaitu:
- Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkann terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga pembaca seolah-olah melihat, mengalami dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.
- Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya suatu hal.
- Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.
- Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca.
- Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu hal yang disampaikan penulisnya. Persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional. Persuasi juga menggunakan fakta. Hanya saja, bukti-bukti tersebut digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis itu benar.
Keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar menulis simbol-simbol grafis sehingga terbentuk kata, dan kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Keterampilan menulis mencakup bebagai kemampuan, yaitu kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, pilihan kata dan lain sebagainya (Saddhono, 2014:163).
Dalam pembelajaran menulis yang diajarkan pada kelas pemula, yaitu kelas I, II, dan III, perlu memerhatikan beberapa cara yang dapat mengarahkan mereka pada proses pembelajaran menulis yang baik, yaitu:
- Pengenalan : pada taraf pengenalan ini, guru hendaknya memerhatikan benar-benar tulisan yang hendak dikenalkan kepada anak terutamahuruf yang belum pernah diperkenalkan.
- Menyalin : pembelajaran menulis bagi kelas pemula dapat dilakukan dengan menjiplak, menyalin dari tulisan cetak lepas ke tulisan sambung atau sebaliknya, menyalin dari huruf kecil menjadi huruf besar pada huruf pertama kata awal kalimat, dan melengkapi dengan tanda baca dan melengkapi dengan kata.
- Menulis halus atau indah : perbedaan pembelajaran menulis halus di kelas permulaan hanyalah terletak pada bahan yang diajarkan. Dalam pelaksanaanya pembelajaran menulis indah yang harus diperhatikan yaitu bentuk, ukuran, tebal, tipis, dan kerapian.
- Menulis nama : sebagaimana pengajaran menulis di kelas I dan II, perbedaannya kalau di kelas I masih menggunakan huruf kecil, maka di kelas II siswa sudah menggunakan huruf besar pada huruf pertama kata awal kalimat. Latihan ini merupakan latihan awal mengarang.
- Mengarang sederhana: pelajaran mengarang di kelas pemula diberikan dalam bentuk mengarang sederhana cukup lima sampai sepuluh baris. Dalam mengarang sederhana dinilai tentang kerapian, ketepatan ejaan, dan isi karangan ditekankan kepada siswa untuk diperhatikan (Susanto, 2013:258).
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan idea atau gagasan ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga idea tau gagasan tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Pembelajaran menulis yang diajarkan pada kelas pemula, perlu memerhatikan beberapa cara yang dapat mengarahkan mereka pada proses pembelajaran menulis yang baik. Menulis merupakan salah satu bagian terpenting pada kelas permulaan, karena kemampuan ini merupakan prasyarat bagi upaya belajar peserta didik terhadap berbagai bidang studi. Pengajaran menulis harus benar-benar diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Deskripsi merupakan ragam wacana atau tulisan yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi pembaca sehingga seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya (Saddhono, 2014:159).
Suparno (2011:1.11) menyatakan bahwa deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.Tulisan deskripsi memiliki beragam ciri yang membedakan dengan tulisanjenis lain.
Dalman (2014:94) menyatakan bahwa deskripsi merupakan karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah dapat turut merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan si penulisnya.
Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan jenis tulisan, ragam wacanaatau karangan yang menggambarkan atau memaparkan suatu objek, lokasi, keadaan atau benda dengan kata-kata sehingga pembaca dapat ikut merasakan dan melihat sendiri objek tersebut. Segala sesuatu yang digambarkan dalam tulisan deskripsi merupakan hasil pengamatan panca indera manusia.
Ciri-ciri Tulisan Deskripsi
Tulisan deskripsi memiliki beragam ciri yang membedakan dengan tulisan jenis lain. Semi (2003:41) mengatakan bahwa ciri-ciri tulisan deskripsi adalah:
- Deskripsi memperlihatkan detail atau perincian tentang objek;
- Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca;
- Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang menggugah;
- Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar dilihat, dan dirasakan sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia;
- Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang.
Dalman (2014:41) mengemukakan tulisan deskripsi mempunyai ciri-ciri khas, yaitu sebagai berikut:
- Deskripsi memperlihatkan detail atau perincian tentang objek;
- Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca;
- Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang menggugah;
- Deskripsi memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar dilihat, dan dirasakan. Misalnya: benda, alam, warna, dan manusia.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tulisan deskripsi antara lain: suatu karangan yang berisi perincian-perincian yang jelas tentang suatu objek, dapat menimbulkan pesan dan kesan bagi pembaca, menarik minat, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, menimbulkan daya imajinasi dan sensitivitas pembaca, serta membuat si pembaca seolah-olah mengalami langsung objek yang dideskripsikan.
Langkah-langkah Menulis Deskripsi
Suparno (2011:4.22) mengemukakan empat langkah dalam menulis deskripsi sebagai berikut.
- menentukan objek yang akan dideskripsikan;
- merumuskan tujuan pendeskripsian;
- menetapkan bagian yang akan dideskripsikan, yaitu dengan cara menyajikaninformasi tentang objek yang akan dideskripsikan. Contohnya deskripsi tentanghewan dan tumbuhan, maka dapat dideskripsikan ciri-ciri fisik, manfaat, dan asalobjek tersebut;
- memerinci dan mensistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan yang akan dideskripsikan, hal-hal apa saja yang akan ditampilkan untuk membantu memunculkan kesan dan gambaran kuat mengenai sesuatu yang dideskripsikan.
- menentukan topik, tema, dan tujuan karangan;
- merumuskan judul karangan;
- menyusun kerangka karangan;
- mengumpulkan bahan atau data;
- mengembangkan kerangka karangan;
- membuat cara mengakhiri dan menyimpulkan tulisan;
- menyempurnakan karangan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menulis deskripsi tidak boleh sembarangan, melainkan ada cara atau langkah-langkah dalam menulis deskripsi. Sehingga tulisan deskripsi yang dibuat dapat tersusun dengan baik dan isi yang terkandung di dalamnya dapat diterima oleh pembaca dan seolah-olah pembaca dapat melihat dan merasakannya.
Syarat-syarat Menulis Deskripsi
Menurut Akhadiah (dalam Dalman, 2014:103), ada tiga syarat yang harus diperhatikan dalam menulis deskripsi, yaitu:
- Kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk;
- Kecermatan pengamatan dan keluasaan pengetahuan tentang sifat, watak, dan wujud objek yang dideskripsikan;
- Kemampuan memilih detail khas yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan pemerian.
Nurgiyantoro (dalam Saddhono, 2014:213) membuat penilaian dalam menulis antara lain meliputi aspek-aspek: isi gagasan yang disampaikan, organisasi isi, tata kalimat, pilihan kata, dan ejaan. Rentang skor pada masing-masing aspek juga berbeda dalam tabel berikut ini.
Sedangkan menurut Dalman (2014:103-104) aspek yang akan dinilai dalam menulis deskripsi antara lain: (1) kesesuaian judul dengan isi karangan; (2) penggunaan dan penulisan ejaan; (3) pilihan kata dan diksi; (4) struktur kalimat; (5) keterpaduan antarkalimat (dari segi ide); (6) keterpaduan antarparagraf; (7) isi keseluruhan; (8) kerapian.
Dalman, H. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Saddhono, Kundharu dan Slamet. 2014. Pembelajaran Keterampilan Bahasa Indonesia Teori dan Aplikasi Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Santosa, Puji, dkk. 2010. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Semi. 2003. Ciri-ciri Karangan Deskripsi. Diunduh dari http://www.sarjanaku.com/2012/09/karangan-deskripsi-pengertian-dan-ciri.html (diakses 16/01/2015, pukul: 21:00 WIB).
Suparno. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suparno. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
No comments:
Post a Comment