Karya
ilmiah terikat pada penggunaan bahasa ragam ilmiah dan teknis penulisan serta
prosedur penulisan yang standar dan lazim. Secara umum ada lima langkah
penulisan karya ilmiah, yaitu : pengembangan gagasan, perencanaan naskah,
pengembangan paragraf, penulisan draf, dan finalisasi.
1.
Pengembangan gagasan
Gagasan
sebuah karya ilmiah berangkat dari penentuan tema, topik, dan permasalahan yang
menjadi gagasan utama sebuah karya ilmiah.pengertian tema secara khusus dalam
tulis-menulis dapat dilihat dari dua sudut, yakni dari sudut karangan yang
telah selesai dan dari sudut proses penyusunan karangan. Dari sudut pertama
tema adalah amanat utama yang disampaikan penulis melalui tulisannya. Dari segi
yang kedua, tema adalah perumusan topik yang akan dijadikan landasan
pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui tulisan / karangan. Dalam
pemilihan suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut
ini :
a. Penulis
harus mampu menangani topik yang menjadi pilihannya.
b. Penulis
mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan.
c. Penulis
mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan topik
pilihanya.
Setiap
topik atau masalah yang dibahas dalam penelitian harus layak. Dalam hal ini,
kelayakan suatu masalah penelitian berkaitan dengan banyak faktor. Faktor itu
antara lain sebagai berikut :
a. Kemanfaatan
hasil, sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan
sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan
masalah-masalah praktis.
b.
Kriteria pengetahuan yang
dipermasalahkan, yaitu mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk
pengajuan hipotesis dan mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta
empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
c.
Persyaratan dari segi peneliti, sejauh
mana kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini setidaknya
menyangkut lima faktor, yaitu: biaya, waktu, alat dan bahan, bekal kemampuan
teoritis peneliti, dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang akan
digunakan.
Rumusan
tema yang lebih luas dapat disusun dalam sebuah paragraf atau beberapa
paragraf. Tema yang dirumuskan secara luas dalam bentuk paragraf atau beberapa
paragraf biasa disebut sebagai ikhtisar, ringkasan, sari, atau abstrak.
Tema
yang baik disusun dengan mengikuti kaidah kejelasan, kesatuan, perkembangan,
keaslian, dan kecocokan dengan judul. Kejelasan tema dapat dilihat dari
subordinasi atau perincian-perinciannya. Bila ada satu atau lebih perincian
yang tidak memiliki hubungan yang jelas dengan tema dapat menjadi pertanda
kaburnya sebuah tema. Perincian sebuah tema dapat berupa topik-topik,
kalimat-kalimat utama, atau kalimat-kalimat penjelas.
Perkembangan
merupakan perincian sebuah tema yang dilakukan secara logis dan sistematis. Ada
hubungan yang erat antara perkembangan, kejelasan, dan kesatuan. Ketidakjelasan
akan menimbulkan efek negatif pada kesatuan dan perkembangan, kesatuan yang
kurang baik dapat menimbulkan ketidakjelasan tema, dan perkembangan tema yang
kurang baik akan merusak tema dan mengaburkan topik dan tujuan.
Tema
harus pula memenuhi syarat keaslian. Keaslian dapat diukur dari sudut pilihan
pokok persoalan, pandangan, pendekatan, rangkaian kalimat, dan pilihan kata.
2.
Perencanaan penulisan naskah
a. Perencanaan
isi karya ilmiah
Prinsip utama yang
harus diperhatikan dalam perencanaan isi karya ilmiah adalah pembuatan kerangka
karangan. Kerangka pada dasarnya merupakan pokok-pokok karangan yang nantinya
akan dijabarkan menjadi karangan yang sebenarnya.
b. Perencanaan
format
Perencanaan format dan
teknis penulisan karya ilmiah direalisasikan dalam penentuan format dan teknik
penulisan yang akan digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Format khusus karya
ilmiah termasuk aturan teknis penulisan disebut sebagai gaya selingkung. Format
umum merupakan realisasi dari konvensi format yang berlaku secara umumyang
harus dilakukan oleh semua penulis karya ilmiah. Format umum karya ilmiah akan
tampak pada sistematika karya ilmiah yang tampak pada komponen-komponen karya
ilmiah dan pola penataannya. Teknik penulisan yang mencakup teknik perujukan,
teknik penampilan teks, dan teknik pengetikan yang mencakup pengaturan spasi
dan tata letak.
c. Perencanaan
bahasa
Perencanan bahasa
penulisan karya ilmiah diwujudkan dalam pemilihan ragam bahasa ilmiah yang akan
digunakan dalam naskah karya ilmiah.
3.
Pengembangan paragraf
Dalam
karya ilmiah, isi paragraf tersusun dari gagasan dasar dan sejumlah gagasan
pengembang. Tidak ada batasan pasti tentang jumlah gagasan pengembang atau
pendukung dalam paragraf. Secara kualitatif dapat dinyatakan bahwa gagasan
pengembang dan pendukung itu memadai jika telah terwujud kejelasan informasi
yang dituangkan dalam paragraf. Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan
hal-hal berikut ini :
a. Pilihan
kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.
b. Kalimat-kalimat
dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang
tidak mendukung ide pokok dalam paragraf).
c. Setiap
paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide
penjelas.
d. Bahasa
yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.
e. Ejaan
dan tanda baca harus diperhatikan.
f. Ada
keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.
4.
Penulisan Draf
Penulisan
draf merupakan aktivitas yang dimulai dengan menata butir-butir gagasan secara
hierarkhis dan sistematis. Dengan penataan itu, dapat ditempatkan hubungan
antarkomponen yang setara dan bertingkat dalam sebuah paparan. Keteraturan yang
berlaku dalam paparan ilmiah tampak pada pola penalaran yang diterapkan,
keakuratan komponen dalam penalaran, kelengkapan komponen gagasan, dan kepaduan
hubungan antarkomponen gagasan.
Sebagaimana
disarankan oleh Brown (1978:144), penulisan draf awal sebuah tulisan dilakukan
dengan langkah-langkah berikut :
a. Membaca
semua kartu catatan
b. Mempertimbangkan
semua materi yang sudah dipersiapkan
c. Mempersiapkan
kerangka tulisan
d. Mengelompokkan
bahan-bahan dan catatan-catatan bahasa tulisan berdasarkan topik dan penempatan
kelompok-kelompok bahasa tulisan itu dalam tulisan, dan menuliskan draf kasar
tulisan
5.
Finalisasi
Proses
yang dilakukan pada tahap finalisasi adalah revisi naskah. Sebelum revisi
dilakukan penulis melakukan pemeriksaan ulang terhadap draf karya ilmiah dari
segi isi, bahasa, ejaan, tanda baca, dan teknik penulisan. Dalam merevisi draf,
masukan dari teman sejawat sangat diperlukan. Sebuah draf karya ilmiah
hendaknya dibaca oleh teman yang profesional untuk memberikan masukan.
Finalisasi yang sangat lazim dilakukan adlah penyuntingan naskah. Penyuntingan
dilakukan untuk memperkecil kesalahan dan kelemahan pada draf.
Hal-hal
yang dilakukan pada tahap revisi dan penyuntingan antara lain :
a. Memperbaiki
ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan
isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
b. Membaca
ulang seluruh draf dengan memperhatikan reaksi, komentar atau masukan.
c. Memperbaiki
karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain. Aspek mekanik
antara lain : huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosa
kata, format karangan.
d. Menghindari
penyajian yang berulang-ulang atau tumpang tindih.
Di
samping itu penyajian juga merupakan tahapan penyuntingan. Teknik penyajian
karya ilmiah harus memperhatikan:
-
Segi kerapian dan kebersihan.
-
Tata letak (layout) unsur-unsur dalam
format karya ilmiah, misalnya halaman muka (cover), halaman judul, daftar isi,
daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka dan lain-lain.
-
Standar yang berlaku dalam penulisan
karya ilmiah, misalnya standar penulisan kutipan, catatan kaki (foot note),
daftar pustaka & penggunaan Bahasa Indonesia sesuai EYD.
PENUTUP
A. SIMPULAN
Secara
umum ada lima langkah penulisan karya ilmiah, yaitu : pengembangan gagasan,
perencanaan naskah, pengembangan paragraf, penulisan draf, dan finalisasi.
Gagasan
sebuah karya ilmiah berangkat dari penentuan tema, topik, dan permasalahan yang
menjadi gagasan utama sebuah karya ilmiah. Dalam pemilihan masalah / topik
mempertimbangkan beberapa hal : harus topik yang paling menarik perhatian,
terpusat pada segi lingkup yang sempit dan terbatas, memiliki data dan fakta
yang obyektif, harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun serba
sedikit, dan harus memiliki sumber acuan / bahan kepustakaan yang dijadikan
referensi.
Perencanaan
naskah dalam karya ilmiah dapat dilakukan dari segi perencanaan isi,
perencanaan format, teknik penulisan dan segi perencanaan bahasa. Perencanaan
bahasa tidak mencakup ejaan dan tanda baca karena segi ini sudah diformalkan
dan menjadi ketentuan umum yang tidak memungkinkan adanya kreativitas.
Tahap
Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang
dilakukan selama dan setelah penulisan selesai terdiri dari tahap prapenulisan,
tahap penulisan draft, tahap Revisi dan penyuntingan (finalisasi)
B. SARAN
Dalam penulisan karya ilmiah harus memperhatikan
tahap persiapan serta langkah-langkah dalam penyusunannya. Susunan dari karya
ilmiah haruslah menyajikan permasalahan yang menarik, penulisan dan
pengembangan paragraf yang sistematis dengan prosedur yang konsisten, serta
memperhatikan penulisan draf dan tahap akhir dari penulisan berupa revisi dan
penyuntingan. Langkah pertama yang
harus dilakukan adalah dengan memperbanyak
membaca referensi tentang kaidah penulisan karya ilmiah yang baik dan benar.
Dengan
adanya penjabaran tentang langkah-langkah penulisan karya ilmiah ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
menyusun karya ilmiah dengan baik.
Daftar Pustaka
Mukh Doyin dan Wagiran, Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah, Pusat
Pengembangan MKU dan MKDK LP3 Universitas Negeri Semarang, 2011
http://filzanadhila.blogspot.com/2012/12/tahap-persiapan-langkah-langkah.html
diakses pada tanggal 12 Mei 2013
pukul 07.39
http://sananiria.blogspot.com/2013/01/langkah-langkah-dalam-penulisan-karya.html
diakses pada tanggal 12 Mei 2013
pukul 07.39
No comments:
Post a Comment