Profesionalisme
guru mengandung nuansa kepakaran, kesejawatan, dan moralitas. Guru profesional
adalah guru yang berkemampuan, bermasyarakat, dan berkepribadian. Kemampuan
mencakup penguasaan bahan ajar, metode pembelajaran, penilaian pembelajaran,
dan pemahaman peserta didik. Semua unsur kemampuan ini perlu selalu disegarkan
dan ditingkatkan agar guru tidak statis dalam arti bertahun- tahun mengajar
penampilannya tetap bahkan semakin menurun. Guru profesional harus tampil sebagai sosok manusia yang
haus pengetahuan, peka terhadap kebutuhan peserta didik, tanggap terhadap
perkembangan dan permasalahan baru, cintaa kebenaran, toleran terhadap sesama
guru, akomodatif terhadap masyarakat, berpandangan jauh ke depan, tidak cepat
putus asa dan selalu mau dan berani menerapkan yang dinilai baik untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Untuk mendapatkan kualitas guru PKR seperti tersebut di atas diperlukan berbagai sarana pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan secara mandiri oleh setiap guru antara lain sebagai berikut :
Untuk mendapatkan kualitas guru PKR seperti tersebut di atas diperlukan berbagai sarana pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan secara mandiri oleh setiap guru antara lain sebagai berikut :
1.
Dibawah koordinasi kepala sekolah mengadakan dan membiasakan perencanaan PKR
secara bersama oleh guru- guru SD satu sekolah misalnya dalam menyusun jadwal,
menetapkan kelas- kelas yang dirangkap, menata ruangan, memamfaatkan sumber
belajar, dan memecahkan masalah yang dihadapi.
2.
Dibawah koordinasi kepala kantor Depdibud setempat mengadakan dan mengupayakan
kerja sama antara SD satu dengan SD lain yang berdekatan dan atau anatara SD
dengan masyarakat sekitar sekolah.
3.
Dibawah koordinasi kepala Kantor Depdikbud setempat merintis jaringan kerja
sama dengan konsep “SD Sahabat” atau “sister school” sebagai analogi “sister
city” yakni dua kota di Indonesia dan negara lain yang bekerja sama seperti “Bandar
Lampung” Phoenix USA dan Bandung- Brounschiweig Jerman.
4.
Melalui
kerja sama dengan LPTK di adakan pelatihan bagi guru SD pedesaan melalui sistem
belajar jarak jauh dengan cara membuka kesempatan bagi guru SD untuk mengikuti
mata kuliah PKR dalam program
sertifikasi kependidikan Universitas terbuka. Para guru peserta akan mendapatkan modul
dan kaset audio interaktif/ kaset videp interaktif PKR. Kegiatan belajar
dilakukan secra mandiri 1- 2 oran
g
dan bila perlu diadakan tutorial kunjung oleh dosen LPTK setempat atau UPBJJ-
UT setempat dalam rangka pelaksanaan dharma kepada pengabdian kepada
masyarakat.
5. Dibawah
koordinasi kepala sekolah atau pemilik sekolah merintis dan menggalakan program
“peer coaching” yakni peningkatan kemampuan guru PKR antar guru dalam satu SD
atau lintas SD. Guru SD yang telah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
menerapkan PKR ditugasi atau dikondisikan untuk membantu guru lain yang belum
begitu mahir atau belum dapat menerapkan PKR. Bentuk kegiatan ini termasuk
model pelatihan “each- one teach-one system” inisiatif bias dating dari guru
yang sudah memiliki kemahiran PKR atau dari guru yang memerlukan kemahiran itu,
atau dari kepala SD yang bersangkutan.
6. Kantor
Depdikbud setempat
bekerja sama dengan LPTK meningkatkan
kemampuan para pemilik agar menjadi model guru PKR dan dapat membimbing guru SD
salam merancang, melaksanakan , dan menilai serta meningkatkan PKR di SD yang
menjadi tanggung jawab kepemilikannya. Pendekatan supervise klinis atau
“clinical supervision” dapat diterapkan dalam kegiatan tersebut dengan bantuan
guru inti atau dosen LPTK dalam rangka pengabdian
kepada masyarakat.
Dalam Pelaksanaan PKR, seorang guru perlu mendapat
pelatihan atau kemampuan guna menghadapi situasi yang tidak terduga dalam pelaksanaan pembelajaran.adapun kemampuan
yang harus dimiliki yakni:
1.
Bagaimana Mengawali dan Mengakhiri
Guru memerlukan kemahiran dalam mengawali dan mengakhiri pelajaran dalam hal ini harus di sadari bahwa mengajar memiliki sisi keilmuan dan sisi kiat atau seni. Kiat atau seni mengajar ini berkenaan dengan bagaimana guru secara personal menciptakan interaksi belajar mengajar yang berhasil menarik dan menyenangkan. Di lain pihak sisi keilmuan dari mengajar berkenaan dengan penalaran guru menenai apa, mengapa,dan bagaimana membelajarkan siswa.
Sisi keilmuan dan kiat mengajar tidak boleh di pisahkan. Keduanya harus terpadu dan di perlakukan sebagai dua hal yang saling mengisi artinya ilmu mengajar harus dapat di wujudkan dalam praktik baik dan kiat mengajar seyogyanya di landasi oleh prinsip-prinsip keilmuan mengajar.
a. Mengawali pelajaran
Berikut ini contoh kasus seorang guru yang mengajar tiga kelas dalam dua mata pelajaraan dalam satu ruangan (PKR 321):
Guru : Selamat pagi anak-anak !
Murid : selamat pagi ibu guru (serempak)
Guru : - Coba anak-anak kelas III, IV, dan V semuanya perhatikan !
- Kelas III dan IV belajar IPS dan kelas V Bahasa Indonesia
- Kelas V membuat karangan bebas, kelas IV maenggambar peta kabupaten dan kelas III mencari nama-nama kota kecamatan dikabupaten.
Perlu disadari bahwa dalam membuka pelajaran ada 4 hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang guru.
Guru memerlukan kemahiran dalam mengawali dan mengakhiri pelajaran dalam hal ini harus di sadari bahwa mengajar memiliki sisi keilmuan dan sisi kiat atau seni. Kiat atau seni mengajar ini berkenaan dengan bagaimana guru secara personal menciptakan interaksi belajar mengajar yang berhasil menarik dan menyenangkan. Di lain pihak sisi keilmuan dari mengajar berkenaan dengan penalaran guru menenai apa, mengapa,dan bagaimana membelajarkan siswa.
Sisi keilmuan dan kiat mengajar tidak boleh di pisahkan. Keduanya harus terpadu dan di perlakukan sebagai dua hal yang saling mengisi artinya ilmu mengajar harus dapat di wujudkan dalam praktik baik dan kiat mengajar seyogyanya di landasi oleh prinsip-prinsip keilmuan mengajar.
a. Mengawali pelajaran
Berikut ini contoh kasus seorang guru yang mengajar tiga kelas dalam dua mata pelajaraan dalam satu ruangan (PKR 321):
Guru : Selamat pagi anak-anak !
Murid : selamat pagi ibu guru (serempak)
Guru : - Coba anak-anak kelas III, IV, dan V semuanya perhatikan !
- Kelas III dan IV belajar IPS dan kelas V Bahasa Indonesia
- Kelas V membuat karangan bebas, kelas IV maenggambar peta kabupaten dan kelas III mencari nama-nama kota kecamatan dikabupaten.
Perlu disadari bahwa dalam membuka pelajaran ada 4 hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang guru.
1. Menarik perhatian murid
Menghadapi murid dalam PKR memerlukan perhatian khusus, ingat bahwa guru PKR berhadapan dengan kelompok murid lebih dari satu kelas pada saat yang bersamaan. Untuk itu guru dapat menggunakan salah satu ruangan atau diluar kelas. Bila PKR itu dilaksanakan dalam sati ruangan setelah pembukaan pelajaran, guru tinggal meneruskan mengatur penempatan murid tiap kelas dalam ruangan itu. Bila PKR itu dilaksanakan dilebih dari asatu ruangan setelah pembukaan murid dapat menuju ruangan kelasnya untuk meneruskan pelajaran. Bila pembukaan pelajaran dilakukan secara bergiliraan dapat mengakibatkan lamanya waktu tunggu kelas-kelas berikutnya.
Menghadapi murid dalam PKR memerlukan perhatian khusus, ingat bahwa guru PKR berhadapan dengan kelompok murid lebih dari satu kelas pada saat yang bersamaan. Untuk itu guru dapat menggunakan salah satu ruangan atau diluar kelas. Bila PKR itu dilaksanakan dalam sati ruangan setelah pembukaan pelajaran, guru tinggal meneruskan mengatur penempatan murid tiap kelas dalam ruangan itu. Bila PKR itu dilaksanakan dilebih dari asatu ruangan setelah pembukaan murid dapat menuju ruangan kelasnya untuk meneruskan pelajaran. Bila pembukaan pelajaran dilakukan secara bergiliraan dapat mengakibatkan lamanya waktu tunggu kelas-kelas berikutnya.
2.
Menimbulkan motivasi belajar
Motivasi belajar secara sederhana dapat diartikan dorongan dari dalam diri murid dan dari luar diri murid untuk melakukan sesuatu yang berkenaan dengan pengetahuan, sikap, nilai, keterampilan. Guru dan lingkungan belajar termasuk didalamnya lingkungan kelas, bahan, sumber, merupakan dua unsur penting diluar diri murid. Guru dan apa-apa yang dilakukannya untuk membuat murid-mirid mau, mampu dan biasa belajar merupakan motivasi belajar ekstrinsik atau instrumental. Kemauan, kebutuhan, semangat, rasa senang yang ada dalam diri manusia merupakan motivasi belajar intrinsik. Motivasi belajar ekstrinsik dan intrinsik haarus dapat ditimbulkan secara terpaadu. Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikaan energi atau daya yaang dapat menggerakkan murid untuk belajar, dalam arti mengalami perubahan prilaku. Setidaknya ada 4 cara yang dapat seyogyanya dilakukan oleh guru PKR:
a. Menunjukkan kehangatan dan semangat.
b. Menimbulkan rasa penasaran/ingin tahu
c. Mengemukakan ide yang bertentangan
d. Memperhatikan minat murid.
Motivasi belajar secara sederhana dapat diartikan dorongan dari dalam diri murid dan dari luar diri murid untuk melakukan sesuatu yang berkenaan dengan pengetahuan, sikap, nilai, keterampilan. Guru dan lingkungan belajar termasuk didalamnya lingkungan kelas, bahan, sumber, merupakan dua unsur penting diluar diri murid. Guru dan apa-apa yang dilakukannya untuk membuat murid-mirid mau, mampu dan biasa belajar merupakan motivasi belajar ekstrinsik atau instrumental. Kemauan, kebutuhan, semangat, rasa senang yang ada dalam diri manusia merupakan motivasi belajar intrinsik. Motivasi belajar ekstrinsik dan intrinsik haarus dapat ditimbulkan secara terpaadu. Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikaan energi atau daya yaang dapat menggerakkan murid untuk belajar, dalam arti mengalami perubahan prilaku. Setidaknya ada 4 cara yang dapat seyogyanya dilakukan oleh guru PKR:
a. Menunjukkan kehangatan dan semangat.
b. Menimbulkan rasa penasaran/ingin tahu
c. Mengemukakan ide yang bertentangan
d. Memperhatikan minat murid.
3. Memberi Acuan Belajar
Proses belajar dalam situasi pendidikan formal antara lain ditandai oleh keterarahan, Keterarahan merupakan perwujudan dari proses belajar yang terpadu oleh dan terkait kepada tujuan belajar. Acuan yang diberikan pada awal pelajaran dapat memberi jalan bagi terjadinya proses belajar yang berorientasi tujuan.Acuan yang dimaksud adalah acuan dalam situasi PKR.
Proses belajar dalam situasi pendidikan formal antara lain ditandai oleh keterarahan, Keterarahan merupakan perwujudan dari proses belajar yang terpadu oleh dan terkait kepada tujuan belajar. Acuan yang diberikan pada awal pelajaran dapat memberi jalan bagi terjadinya proses belajar yang berorientasi tujuan.Acuan yang dimaksud adalah acuan dalam situasi PKR.
4. Membuat kaitan atau jalinan konseptual
Awal pelajaran merupakan jembatan antara pengalama lama dan baru. Bila pengalaman lama dan baru dapat dijembatani dengan baik, maka proses belajar akan berlangsung lebih bermakna. Oleh karena itu, pada pembukaan pelajaran guru harus membangun kaitan antar materi antara lain melalui;
• Penyampaian pertanyaan apersepsi yakni pertanyaan mengenai bahan lam yang telah dipelajari sebelumnya.
• Perangkuman materi pelajaran yang lalu dengan maksud untuk memetakan apa-apa yang telah dipelajari murid.
Dalam rangka menutup pelajaran ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan:
1. Meninjau kembali
Untuk mengecek apakah penataan pengalaman belajar memenuhi tuntutan pedagogis sebagaiman diisyaratkan dalam tujuan, pada akhir pelajaran perlu diadakan peninjauan kembali. Kegiatan tersebut dapar dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan.
2. Mengadakan evaluasi
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran perlu diadakan evaluasi. Evaluasi ini dapat dilakukan antar lain dengan cara:
Mendemontrasikan keterampilan.
Menerapkan ide baru pada situasi lain.
Mengemukakan pendapat sendiri.
Memberikan soal-soal secara tertulis.
3. Memberikan tindak lanjut
Tindak lanjut berfungsi sebagai jembatan materi lama dengan materi baru. Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan rumah, merancang sesuatu, atau mengkomunikasikan sesuatu. Dari sudut proses belajar individu, tindak lanjut dapat pula berfungsi sebagai penerapan yang telah dipahami.
Awal pelajaran merupakan jembatan antara pengalama lama dan baru. Bila pengalaman lama dan baru dapat dijembatani dengan baik, maka proses belajar akan berlangsung lebih bermakna. Oleh karena itu, pada pembukaan pelajaran guru harus membangun kaitan antar materi antara lain melalui;
• Penyampaian pertanyaan apersepsi yakni pertanyaan mengenai bahan lam yang telah dipelajari sebelumnya.
• Perangkuman materi pelajaran yang lalu dengan maksud untuk memetakan apa-apa yang telah dipelajari murid.
Dalam rangka menutup pelajaran ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan:
1. Meninjau kembali
Untuk mengecek apakah penataan pengalaman belajar memenuhi tuntutan pedagogis sebagaiman diisyaratkan dalam tujuan, pada akhir pelajaran perlu diadakan peninjauan kembali. Kegiatan tersebut dapar dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan.
2. Mengadakan evaluasi
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran perlu diadakan evaluasi. Evaluasi ini dapat dilakukan antar lain dengan cara:
Mendemontrasikan keterampilan.
Menerapkan ide baru pada situasi lain.
Mengemukakan pendapat sendiri.
Memberikan soal-soal secara tertulis.
3. Memberikan tindak lanjut
Tindak lanjut berfungsi sebagai jembatan materi lama dengan materi baru. Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan rumah, merancang sesuatu, atau mengkomunikasikan sesuatu. Dari sudut proses belajar individu, tindak lanjut dapat pula berfungsi sebagai penerapan yang telah dipahami.
Seorang
guru yang mengajar di kelas rangkat tentunya harus memiliki keterampilan
pembelajaran dalam PKR, meliputi keterampilan dalam mengawali dan mengakhiri
dalam proses pembelajaran PKR yang dapat meningkatkan motivasi dan kemandirian
siswa dalam proses pembelajaran, mendorong belajar asik dalam pembelajaran dan
meningkatakan kemandirian siswa untuk belajar mandiri, mengelolo kelas PKR dengan
baik, kemitraan antar guru dan antara guru dan masyarakat serta kepala sekolah
berperan aktif dalam pembinaan keprofesionalan guru PKR. Penggunaan pola pembelajaran kelas rangkap sangat ditentukan oleh kondisi dan
kebutuhan sekolah. Di sini kreativitas guru sangat dituntut. Model PKR
Berbantuan Media Audio lebih membantu tugas guru. Di samping itu, model ini
dapat memudahkan siswa dalam memahami materi serta bisa meningkatkan motivasi
belajar. Hal ini merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
terutama bagi sekolah yang melakukan pembelajaran kelas rangkap.
No comments:
Post a Comment